BERMAINTERHADAP KECEPATAN DRIBBLING BOLA PADA PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA PELANGI TAHUN 2015 Sepakbola termasuk jenis permainan yang terdiri dari gabungan unsur- dribbling bola, menyundul bola, gerak tipu, merebut bola, lemparan kedalam, dan teknik penjaga gawang (Luxbacher, 1992:42) Salah satu teknik dasar yang penting dalam sepakbola
- Banyak orang mengenal sepak bola identik dengan menendang si kulit bulat dan mencetak gol. Tak salah dengan pengertian tersebut, gerakan menendang merupakan gerak paling dominan dalam permainan sepak tetapi, masih banyak gerak spesifik lainnya selain menendang bola. Mengutip Pengembangan Model Latihan Sepak Bola dan Bola Voli 2015 karya Irfandi, pemain sepak bola juga perlu penguasaan gerak lain secara baik dan benar. Seorang pemain sepak bola juga dituntut untuk bisa menguasai dan mengontrol bola dengan baik. Baca juga 10 Pemain Sepak Bola dengan Bayaran Tertinggi di Dunia, Messi TeratasGerak spesifik aktivitas pembelajaran permainan sepak bola terdiri dari berbagai macam gerakan antara lain Gerak spesifik menendang bola Gerak spesifik menghentikan atau menahan bola Gerak spesifik menggiring bola Gerak spesifik tipu Gerak spesifik menyundul bola Gerak spesifik merebut bola Gerak spesifik lemparan ke dalam Adapun penjelasannya sebagai berikut Gerak spesifik menendang bola Salah satu gerak yang dominan dalam permainan sepak bola adalah menendang bola. Berikut bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran menendang bola, meliputi Baca juga Kick-off dalam Sepak Bola Menendang bola dengan kaki bagian dalam Menendang dengan punggung kaki luar dan dalam Gerak spesifik menghentikan bola Menghentikan bola merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh pemain sepak bola. Gerakan ini juga kerap dikenal sebagai cara mengontrol bola ketika mendapat umpan dari rekan atau bola liar. Menghentikan bola dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam Menghentikan bola dengan kura-kura kaki Gerak spesifik menggiring bola Baca juga 10 Pesepak Bola Lokal Termahal di Indonesia 3 Keterampilan Sepak Bola. Gerak dan keterampilan aktivitas permainan sepak bola dapat dikelompokkan menjadi (a) Menciptakan skor: pasing, kontrol bola, tendangan ke gawang, dan mendukung pembawa bola; (b) Mencegah skor: mengawal lawan (marking), dan merebut bola; (c) Memulai permainan: lemparan ke dalam, tendangan penjuru, dan tendangan bebas. Penelitian ini diawali dengan sebuah temuan di KBIT Insan Mulia terdapat 17 dari 22 siswa belum mampu melakukan gerakan berlari sambil membawa benda ringan. Berdasarkan STPPA idealnya anak usia 3-4 tahun sudah mampu melakukan gerakan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah melakukan upaya peningkatan keterampilan motorik kasar melalui aktivitas permainan estafet bola modifikasi. Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dengan instrumen lembar observasi. Kriteria keberhasilan adalah 70% BSH Berkembang Sesuai Harapan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan motorik kasar sebesar 50% pada siklus I. Sedangkan pada siklus II diperoleh peningkatan dengan hasil 72,72% dalam kriteria BSH dan 18,18% berada pada kriteria BSB Berkembang Sangat Baik. Kolaborator memperbaiki cara berkomunikasi, menjelaskan, memberikan motivasi, serta memberikan reward kepada subjek. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa permainan estafet bola modifikasi dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 752 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 62, 2022 Volume 6 Issue 1 2022 Pages 752-760 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini ISSN 2549-8959 Online 2356-1327 Print Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun Susetya Diah Lestari1, Intan Puspitasari1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia1 DOI Abstrak Penelitian ini diawali dengan sebuah temuan di KBIT Insan Mulia terdapat 17 dari 22 siswa belum mampu melakukan gerakan berlari sambil membawa benda ringan. Berdasarkan STPPA idealnya anak usia 3-4 tahun sudah mampu melakukan gerakan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah melakukan upaya peningkatan keterampilan motorik kasar melalui aktivitas permainan estafet bola modifikasi. Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dengan instrumen lembar observasi. Kriteria keberhasilan adalah 70% BSH Berkembang Sesuai Harapan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan motorik kasar sebesar 50% pada siklus I. Sedangkan pada siklus II diperoleh peningkatan dengan hasil 72,72% dalam kriteria BSH dan 18,18% berada pada kriteria BSB Berkembang Sangat Baik. Kolaborator memperbaiki cara berkomunikasi, menjelaskan, memberikan motivasi, serta memberikan reward kepada subjek. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa permainan estafet bola modifikasi dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun. Kata Kunci motorik kasar, lari estafet, anak usia dini. Abstract This research begins with a finding at KBIT Insan Mulia that 17 out of 22 students have not been able to run while carrying light objects. Based on the STPPA, ideally, children aged 3-4 years are able to do this movement. The purpose of this research is to make efforts to improve gross motor skills through modified ball relay game activities. The action is carried out in two cycles consisting of planning, implementing the action, evaluating and reflecting. Data collection techniques using observation with observation sheet instruments. The success criterion is 70% BSH Developing as Expectations. The results of this study indicate that there was an increase in gross motor skills by 50% in cycle I. Whereas in the second cycle there was an increase with results in the BSH criteria and in the BSB criteria Very Well Developed. Collaborators improve the way they communicate, explain, provide motivation, and reward subjects. Thus, this study shows that modified ball relay games can improve gross motor skills of children aged 3-4 years. Keywords gross motor skills, relay race, early childhood. Copyright c 2021 Susetya Diah Lestari, Intan Puspitasari  Corresponding author Email Address Yogyakarta, Indonesia Received 4 Januari 2021, Accepted 27 April 2021, Published 1 July 2021 Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 52 2021 753 PENDAHULUAN Masa peka anak usia dini berada dalam rentang usia 0-6 tahun. Rentang ini merupakan masa yang sangat menentukan keberhasilan anak di kehidupan selanjutnya Suyadi & Ulfah, 2012. Anak menggunakan seluruh inderanya untuk menyerap informasi yang datang dari lingkungannya. Orang tua atau orang dewasa berkewajiban memberikan stimulus yang sesuai, sehingga anak mudah untuk menerima rangsangan atau stimulus yang diberikan. Stimulus yang diberikan melalui kegiatan-kegiatan akan memaksimalkan seluruh aspek perkembangan seperti kognitif, sosial-emosional, kreativitas, bahasa, dan fisik motorik. Salah satu aspek yang berperan penting dalam kegiatan anak adalah aspek fisik motorik. Perkembangan fisik motorik meliputi perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi Hurlock, 1978. Dengan perkembangan fisik motorik yang optimal akan memungkinkan anak untuk mengikuti berbagai aktivitas secara mandiri dan eksploratif. Hal ini dikarenakan dalam durasi waktu yang singkat, anak suka berpindah-pindah dari satu aktifitas ke aktifitas yang lain. Keterampilan motorik anak usia 3-4 tahun menurut indikator Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, mencakup kemampuan anak untuk melakukan 1 naik–turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki bergantian; 2 berlari sambil membawa sesuatu yang ringan; 3 meniti di atas papan yang cukup lebar; 4 meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat; 5 melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm di bawah tinggi lutut anak; dan 6 berdiri dengan satu kaki Patiung et al., 2019. Keterampilan motorik kasar anak yang berhubungan dengan gerak lokomotor dan gerak koordinasi anak mencakup ketahanan, kecepatan, kelenturan, ketangkasan, keseimbangan, dan kekuatan. Memberikan kesempatan kepada anak untuk berlari, memanjat, menangkap, melempar, dan melompat akan mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut. Sehingga dengan stimulasi yang sesuai, anak diharapkan dapat menguasai keterampailan fisik motorik sesuai dengan indikator dalam STPPA. Anak usia dini umumnya masih dekat dengan aktivitas fisik motorik kasar yang bervariasi. Salah satu metode dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar adalah anak belajar mengenai banyak hal dan keterampilan melalui bermain. Bermain adalah kegiatan yang menggunakan cara baru yang beragam untuk menjajaki dirinya dan lingkungan sehingga kemampuan anak akan berkembang Soefandi, Indra & Pramudya, 2009. Bermain merupakan sarana belajar dengan mengubah potensi diri sebagai sarana interaksi sosial. Contoh interaksi sosial ini antara lain anak bermain secara efektif, memahami konsep berbagi, mau menunggu giliran, serta menerima kekalahan dan kemenangan Sujiono et al., 2010. Bermain sendiri merupakan kegiatan yang menggunakan cara beragam untuk menjajaki diri dan lingkungan Soefandi, Indra & Pramudya, 2009. Aktivitas ini dapat dilakukan secara individual, berpasangan, maupun berkelompok. Permainan yang dilakukan secara berpasangan atau lebih umumnya bersifat tidak terlalu formal dan memiliki aturan-aturan yang longgar. Hal ini bertujuan membuat suasana bermain menjadi lebih cair dan menyenangkan. Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh anak dari aktivitas permainan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak usia 3-5 tahun yang terlibat dalam permainan kreatif memiliki keterampilan motorik kasar yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak Wang, 2004. Permainan tersebut dilakukan secara terstruktur sebanyak dua kali dalam seminggu dengan durasi masing-masing 30 menit. Pada penelitian lain ditemukan bahwa permainan tidak hanya berdampak pada peningkatan motorik kasar anak, melainkan juga pada aspek perkembangan lain. Anak-anak yang mendapatkan intervensi bermain terstruktur menunjukkan perkembangan aspek fisik, kognitif dan sosialnya secara signifikan dibandingkan sebelum intervensi. Terlibat dalam permainan yang dimodifikasi memungkinkan anak untuk menguatkan otot, menurunkan kejenuhan dan meningkatkan keterampilan dengan cara yang menyenangkan Lestari & Ratnaningsih, 2016. Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI 754 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 62, 2022 Kurangnya keterampilan motorik kasar pada anak tentu akan menghambat mereka dalam aktivitas bersama teman sebaya. Anak dengan keterampilan motorik kasar buruk menunjukkan tingkat keaktifan yang lebih rendah dibandingkan anak yang keterampilan kasarnya berkembang dengan baik Williams et al., 2008. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan tertentu ketika pendidik menemukan indikasi keterampilan motorik kasar anak yang tidak sesuai dengan usianya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di KBIT Insan Mulia dalam kegiatan memindahkan bola menunjukkan bahwa 85% dari jumlah anak yang hadir atau 17 anak masih belum mampu melakukan gerakan dengan indikator berlari sambil membawa benda. Hal ini ditunjukkan dengan keterampilan anak saat memberikan dan menerima bola kurang optimal khususnya, keseimbangan dan koordinasi. Anak mengalami kesulitan ketika menyerahkan, menerima, dan membawa bola sehingga bola terjatuh dimana idealnya pada usia 3-4 tahun anak sudah mulai mampu berlari sambil membawa benda. Hasil evaluasi reflektif salah satu penyebab kurang berkembangnya keterampilan motorik kasar adalah pemberian permainan belum variatif untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun. Sehingga anak merasa cepat bosan dengan permainan yang selalu di ulang-ulang dan monoton. Dari masalah tersebut maka diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di KBIT Insan Mulia. Salah satunya dengan media atau permainan yang dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar. Keterampilan motorik kasar yang perlu diambil tindakan adalah indikator berlari sambil membawa benda ringan Kemendikbud RI, 2014. Dalam hal ini, salah satu permainan yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan keterampilan motorik kasar dengan indikator berlari sambil membawa benda ringan adalah permainan estafet bola modifikasi. Permainan estafet bola modifikasi dapat meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan koordinasi mata-tangan-kaki, dan bermanfaat untuk perkembangan motorik kasar anak usia dini. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lari estafet dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 3-4 tahun Saringatun & Rohita, 2014. Permainan ini dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak karena gerakannnya melibatkan otot besar dan seluruh tubuh. Selain itu anak dapat menyalurkan energinya melalui aktivitas fisik yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga anak memperoleh kepuasan serta kesenangan dalam bermain. Permainan estafet bola modifikasi merupakan modifikasi dari lari estafet yang biasa dilakukan dengan membawa ranting atau tongkat kecil yang disalurkan ke teman dalam regu. Dalam penelitian ini, modifikasi dilakukan dengan menggunakan bola warna-warni untuk dipindahkan secara beranting. Kemudian anak yang berdiri di baris paling depan berlari ke sisi yang lain untuk memasukkan bola tersebut ke dalam keranjang dan mengambil tongkat bendera sebagai tanda poin untuk kelompoknya. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan proses serta mengetahui dampak tindakan kegiatan pembelajaran keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di KBIT Insan Mulia Bambanglipuro Bantul melalui permainan estafet bola modifikasi. Modifikasi dalam estafet bola ini yaitu saling memberi dan menerima bola kemudian memindahkannya ke tempat yang sudah ditentukan dengan berlari. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas classroom action research, yang difokuskan pada upaya untuk mengubah kondisi nyata ke arah kondisi yang diharapkan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah partisipatif dan kolaboratif. Partisipatif yaitu peneliti terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan Sugiyono, 2015. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian, peneliti selalu terlibat dalam memantau, mencatat, mengumpulkan, dan menganalisis data. Unsur kolaboratif dalam penelitian ini diterapkan dengan melibatkan guru yang berfungsi melaksanakan tindakan yang telah dirancang oleh tim peneliti Sanjaya, 2013. Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 52 2021 755 Rancangan penelitian diawali dengan kegiatan pra tindakan dan dilanjutkan dalam 2 siklus. Pada tiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap siklus ada 4 tahap yang akan dilalui yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui dan melihat kelemahan dalam siklus sebelumnya dan kemudian diperbaiki. Desain dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Model Kemmis dan Mc Tagart. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, apabila indikator keberhasilan sudah tercapai maka siklus penelitian akan dihentikan. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral Kemmis Taggart Sumber Arikunto, 2009 Tabel 1. Kisi-kisi instrument observasi keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun permainan estafet bola modifikasi Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan bola dan bendera 1. Anak dapat berlari seimbang 2. Anak dapat berlari pada jarak tertentu 3. Anak dapat berlari cepat 4. Anak dapat berlari sambil membawa bola 5. Anak dapat berlari sambil membawa bendera Koordinasi mata-tangan-kaki 6. Anak dapat memberi bola 7. Anak dapat menerima bola 8. Anak dapat mengambil bola 9. Anak dapat mengambil bendera Subjek penelitian adalah 22 siswa kelompok KB B usia 3-4 tahun di KBIT Insan Mulia. Guru kelas KB B1 dan KB B2 KBIT Insan Mulia berperan sebagai kolaborator dalam penelitian ini. Selain melaksanakan tindakan pada subjek, kolaborator juga membantu dalam pencatatan capaian anak menggunakan instrumen observasi yang disiapkan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi instrumen keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun sebagai materi observasi penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel 1. Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI 756 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 62, 2022 Observasi dilakukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan motorik kasar anak sebelum diberikan tindakan melalui permainan estafet bola modifikasi dan setelah anak-anak melakukan permainan estafet bola modifikasi. Instrumen penilaian observasi menggunakan kriteria 1= belum berkembang BB, 2= mulai berkembang MB, 3= berkembang sesuai harapan, 4= berkembang sangat baik. Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah 70%, yang mana telah disepakati oleh kolaborator dan peneliti. Pemberian tindakan dalam penelitan ini dikatakan berhasil jika anak telah menunjukkan peningkatan keterampilan motorik kasar sudah berkembang sesuai harapan. Adapun prosedur permainan estafet bola pertama kali dilakukan dengan membagi anak menjadi dua regu dengan berdiri berbanjar saling berhadapan dengan jarak berdiri satu meter. Kemudian, anak dapat mengambil bola dalam keranjang besar dan mengumpulkan kembali ke dalam keranjang yang disediakan untuk regu masing-masing dan diawali dengan aba-aba peluit. Setelah bola diambil oleh anak, kemudian diberikan ke teman regu dengan berpindah tempat bergerak menyamping ke teman sebelahnya. Apabila bola telah berhasil masuk keranjang regu masing-masing, anak yang mengambil bola pertama berpindah tempat berlari sambil membawa bendera dan menempati barisan paling ujung. Prosedur tersebut diulang pada anak ke 2, 3, 4, 5, dan seterusnya sampai semua anak mendapat giliran mengambil bola dan bendera. Bendera merupakan lambang sebagai hadiah/reward bahwa bola telah berhasil masuk ke dalam keranjang regu masing-masing. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi awal, keterampilan motorik kasar siswa usia 3-4 tahun di KBIT Insan Mulia masih perlu ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan dengan 85% siswa menjatuhkan bola saat menerimanya maupun saat membawanya sambil berlari, sedangkan menurut STPPA anak di usia ini idealnya sudah mampu melakukan tugas tersebut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya kesehatan, lingkungan stimulus, dan kepribadian Nur et al., 2017. Berdasarkan informasi yang didapatkan peneliti, variasi aktivitas motorik kasar untuk anak masih terbatas. Hal ini dapat menimbulkan kejenuhan sehingga berdampak pada rendahnya minat keterlibatan anak. Keterlibatan anak dalam sebuah aktivitas dapat didorong dengan kegiatan yang menyenangkan seperti bermain. Arti dari bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bagi anak usia dini, bermain merupakan salah satu cara untuk menstimulasi perkembangannya Yogman et al., 2018. Dengan bermain anak mendapatkan stimulasi pada seluruh panca inderanya yang akan diteruskan pada sel-sel syaraf otak untuk mendukung proses myelinasi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin terlibat anak dalam pengalaman baru, semakin mahir pula keterampilan yang dimiliki Kusumaningtyas, 2016. Dalam aspek motorik, keterampilan anak akan semakin berkembang ketika secara intensif terlibat dalam kegiatan fisik Figueroa & An, 2017. Permainan estafet bola merupakan salah satu metode untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia dini. Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukkan efektifitas metode ini Saringatun & Rohita, 2014; Wulan, 2015 dengan berbagai modifikasi seperti modifikasi alat, gerak, maupun alur permainan. Modifikasi dilakukan dengan tujuan menyesuaikan tindakan yang dilakukan dengan situasi dan kondisi subjek penelitian untuk mencapai hasil optimal. Dalam penelitian ini, permainan estafet dimodifikasi agar anak bisa melakukan tugas sesuai dengan perkembangan dan kemampuannya. Modifikasi permainan estafet bola dalam penelitian ini adalah gerakan berlari dan koordinasi antara mata-tangan-kaki. Anak diminta untuk mengambil bola, memberikan ke teman, berlari sambil membawa bendera, dan berpindah tempat. Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan motorik kasar pada anak yang terjadi secara gradual selama proses pelaksanaan siklus 1 hingga siklus 2. Proses tersebut dijelaskan sebagai berikut. Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 52 2021 757 Proses Pelaksanaan Pembelajaran dengan Permainan Estafet Bola Modifikasi Pada Siklus I belum banyak anak yang menunjukkan peningkatan keterampilan motorik kasar. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, hanya ada 11 anak yang mampu melakukan berlari dan kordinasi antara mata-tangan dan kaki. Dalam kegiatan bermain guru masih terburu-buru, kurang memotivasi anak , kurang detail dalam menjelaskan permainan estafet bola modifikasi, kurang menciptakan suasana yang dapat memberi inspirasi kegiatan permainan, dan tidak memberikan hadiah bendera kepada anak. Tabel 2. perbandingan sebelum tindakan dan siklus I Keterampilan motorik kasar anak sebelum tindakan mencapai 14% dalam kriteria berkembang sesuai harapan, 59% dalam kriteria mulai berkembang dan 27% dalam kriteria belum berkembang. Sedangkan setelah dilakukan siklus I tampak adanya peningkatan yaitu keterampilan motorik kasar anak meningkat sebanyak 11 anak 50% pada kriteria berkembang sesuai harapan, pada kriteria mulai berkembang mengalami penurunan jumlah anak berada pada kriteria berkembang sesuai harapan begitu juga pada kriteria belum berkembang mengalami penurunan jumlah. Peningkatan keterampilan motorik kasar pada siklus I belum ada satupun yang berada pada kriteria berkembang sangat baik BSB. Hal tersebut menunjukkan keterampilan motorik kasar anak masih mengalami kekurangan dan hambatan. Berdasarkan hasil refleksi guru sebagai pelaksana kegiatan, terdapat beberapa hal yang diduga berpengaruh terhadap kondisi ini. Salah satunya adalah komunikasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Peneliti mengamati bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan masih kurang jelas dalam memberikan petunjuk serta belum memberikan banyak apresiasi terhadap keberhasilan siswa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan komunikasi efektif, guru dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti semua proses kegiatan Duta et al., 2015; Nisa & Sujarwo, 2020. Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, guru sebagai pelaksana tindakan berupaya untuk melakukan komunikasi lebih efektif terhadap siswa. Melalui data siklus I dapat dianalisis perbandingan antara kriteria keberhasilan. Hasil perbandingan antara capaian keterampilan motorik kasar anak pada siklus I yaitu 50% pada kriteria BSH dengan kriteria keberhasilan tindakan sebesar 70%. Maka dapat disimpulkan bahwa setelah tindakan siklus I belum cukup berhasil melampaui kriteria keberhasilannya. Oleh karena itu peneliti menggunakan refleksi proses pelaksanaan permainan estafet bola modifikasi pada siklus I untuk memperbaiki rencana tindakan dan tindakan pada siklus II. Peningkatan keterampilan motorik kasar pada siklus II dapat dibandingkan dengan siklus I. Anak-anak mampu melakukan kegiatan berlari dan melakukan koordinasi antara mata-tangan-kaki. Adapun perbandingan peningkatan motorik kasar anak pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 menginformasikan bahwa keterampilan motorik kasar anak pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I belum ada satupun anak yang mencapai pada kriteria berkembang sangat baik BSB, yang artinya keterampilan motorik kasar melampaui kemampuan yang diharapkan. Pada siklus II kondisi tersebut berbeda, karena terdapat 4 anak 18,1% yang awalnya pada kriteria BSH meningkat menjadi BSB. Kemudian pada siklus I masih ada 2 anak 9,1% yang berada pada kriteria BB, sementara pada akhir siklus II sudah Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI 758 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 62, 2022 tidak ada lagi anak yang berada pada kriteria ini. Selain itu, pada akhir siklus II ada penurun pada kriteria MB menjadi 2 anak 9,1%, dan peningkatan prosentase capaian anak pada kriteria BSH meningkat sebnyak 16 anak 72,7%. Peningkatan keterampilan motorik kasar pada siklus II didukung dengan strategi tambahan. Sebelum aktivitas inti dilakukan, guru mengijinkan siswa untuk bermain APE outdoor sebagai awalan. Selain itu juga dilakukan pelukiran jadwal kegiatan yaitu kegiatan ekstrakulikuler menari dilakukan terlebih dahulu sebelum kegiatan permainan estafet bola modifikasi. Hal ini membuat anak bersemangat sehingga anak melakukan kegiatan permaianan estafet bola dengan semangat. Selain itu guru memberikan contoh kegiatan permainan estafet bola secara baik, jelas dan detail serta memberi kesempatan kepada anak sesuai urutan. Guru memberikan motivasi dan menciptakan suasana yang dapat memberi inspirasi serta semangat pada anak. Pada siklus II ini juga disediakan hadiah/reward diberikan bagi anak yang berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang. Tabel 3. Perbandingan Keterampilan Motorik Kasar Siklus I dan Siklus II Berdasarkan temuan hasil di atas, metode permainan estafet bola modifikasi yang disesuaikan dengan hasil refleksi siklus I dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Gambar 2 merupakan diagram yang menggambarkan peningkatan keterampilan motorik kasar anak secara keseluruhan dari mulai pratindakan, siklus I, dan siklus II. Gambar 2. Diagram Perbandingam Siklus I dan Siklus II Gambar 2 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan motorik kasar pada anak kelas KB B antara pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada data pratindakan, hanya 14% anak masuk apada kriteria berkembang sesuai harapan. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus I tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan sehingga dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Hasil penelitian tersebut keterampilan motorik kasar anak meningkat menjadi 72,7% pada kriteria BSH dan 18,1% berada pada kriteria BSB. Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti pada siklus II sudah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan 70%. 27%9,10% 0%59%40,90%9,10%14%50%72,72%0% 0%18,18%0%20%40%60%80%Pratindakan Siklus I Siklus IIPerbandingan Pratindakan, Siklus I, danSiklus IIBBMBBSHBSB Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 52 2021 759 Hasil di atas menunjukkan bahwa permainan lari estafet modifikasi anak dapat melatih penguasaan kemampuan motorik kasar pada anak. Sebagaimana diungkapkan oleh Lestari dan Ratnaningsih 2016 bahwa permainan serupa dapat memberikan dampak pada perkembangan motorik kasar anak. Dengan melakukan modifikasi, permainan dapat disesuaikan dengan tingkat capaian dan perkembangan anak untuk membantu menyelesaikan permasalahan seperti ketertinggalan perkembangan dibandingkan anak pada umumnya. Permainan mofidikasi mengundang minat anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas gerak dengan perasaan senang saat mengeksplorasi kemampuan geraknya. Selain itu anak dapat menyalurkan energinya melalui aktivitas fisik yang dilakukan secara bersama-sama, sehingga anak memperoleh kepuasan serta kesenangan dalam bermain Wulan, 2015. Guru sebagai kolaborator dalam kegiatan ini juga melakukan berbagai upaya untuk menarik keterlibatan siswa, seperti memberikan motivasi, apresiasi maupun reward bagi yang mampu menyelesaikan tugas. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan anak dalam sebuah aktivitas fisik dipengaruhi oleh lima hal yaitu persepsi kompetensi, kegiatan yang menyenangkan, dukungan orangtua, mempelajari keterampilan baru, dan mempunyai teman baru. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa pelatih menjadi sosok utama untuk menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan perkembangan agar anak tetap terlibat selama kegiatan berlangsung Bailey et al., 2013. Dalam hal ini, guru merupakan pelatih yang harus berhati-hati dalam menunjukkan perilaku dan melaksanakan prosedur sesuai yang dirancang. Selain itu, guru lebih menekankan kerjasama tim daripada kompetisi untuk membangun suasana menyenangkan. Keterampilan motorik kasar yang berkembang sesuai dengan tingkat usianya, pada jangka panjang akan membawa manfaat bagi anak pra sekolah. Dengan lingkungan bermain saat ini, keterampilan motorik kasar anak akan membantu mempersiapkannya menuju jenjang sekolah formal Rechtik, 2018; Sherry & Draper, 2013. Jenjang pendidikan formal akan menuntut anak untuk terlibat dalam berbagai kegiatan motorik yang lebih kompleks dan membutuhkan ketangkasan. Di masa tersebut, anak harus dapat terlibat dalam program-program sekolah secara mandiri dengan bantuan minimal dari pihak lain. Minat anak terhadap kegiatan yang membutuhkan keterampilan motorik, tentu akan terdukung baik jika sejak usia pra sekolah keterampilan tersebut telah dikembangkan dengan optimal. Penelitian ini menjadi satu tambahan referensi yang menunjukkan bahwa permainan estafet bola modifikasi mampu membantu meningkatkan keterampilan motorik anak. Meskipun demikian, peneliti lain yang tertarik untuk mengeksplorasi topik serupa dapat melakukan modifikasi lain sesuai dengan situasi dan kondisi subjek penelitian. SIMPULAN Keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun KBIT Insan Mulia Bambanglipuro Bantul mampu ditingkatkan melalui permainan estafet bola modifikasi. Guru menciptakan suasana yang menyenangkan dalam aktivitas belajar serta memberikan reward berupa pujian dan bendera yang diinginkan anak. Keberhasilan dalam meningkatkan keterampilan motorik kasar anak tidak hanya bergantung pada baiknya rancangan kegiatan saja, namun juga dibutuhkan pelaksana yang membangun suasana yang inspiratif bagi anak. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada guru-guru kelas KB B1 dan KB B2 yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian ini, serta kepala sekolah KBIT Insan Mulia yang telah memberikan akses kepada peneliti untuk melaksanakan seluruh prosedur penelitian hingga selesai. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada tim editor dan reviewer Jurnal Obsesi yang telah memberikan kesempatan dan masukan kepada penulis hingga artikel ini dapat diterbitkan. Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun DOI 760 Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 62, 2022 DAFTAR PUSTAKA Bailey, R., Cope, E. J., & Pearce, G. 2013. Why do children take part in, and remain involved in sport? A literature review and discussion of implications for sports coaches. International Journal of Coaching Science, 71, 56-75. Duta, N., Panisoara, G., & Panisoara, 2015. The Effective Communication in Teaching. Diagnostic Study Regarding the Academic Learning Motivation to Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 186, 1007-1012. Figueroa, R., & An, R. 2017. Motor Skill Competence and Physical Activity in Preschoolers A Review. Maternal and Child Health Journal, 211, 136-146. Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan Anak 6th ed.. Erlangga. Kemendikbud RI. 2014. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 13. Kusumaningtyas, L. E. 2016. Bermain Dalam Rangka Mengembangkan Motorik Pada Anak Usia Dini. Jurnal INDRIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Awal, 11, 32-41. Lestari, I., & Ratnaningsih, T. 2016. The Effects of Modified Games on the Development of Gross Motor Skill in Preschoolers. International Journal of Evaluation and Research in Education IJERE, 53, 216. Nisa, K., & Sujarwo, S. 2020. Efektivitas Komunikasi Guru terhadap Motivasi Belajar Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 51, 229. Nur, L., Mulyana, E. H., & Perdana, M. A. 2017. Permainan Bola Kecil Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia Dini pada Kelompok B di TK Pertiwi DWP Kota Tasikmalaya. JURNAL PAUD AGAPEDIA, 11, 53-65. Patiung, D., Ismawati, I., Herawati, H., & Ramadani, S. 2019. Deteksi dini pencapaian perkembangan anak usia 3-4 tahun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Indonesian Journal of Early Childhood Education, 21, 25-38. Rechtik, Z. 2018. Assesment of Gross Motor Skills as a Part of Child's Physical Readiness for Compulsory School Attenadance. Journal of Education and Training Studies, 611a, 127. Sanjaya, W. 2013. Penelitian pendidikan, jenis, metode dan prosedur pendidikan. Jakarta Kencana Prenada. Saringatun, S., & Rohita, R. 2014. Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan lari estafet pada anak usia 3-4 tahun di PPT Mutiara Bunda Surabaya. PAUD Teratai, 33, 1-8. Sherry, K., & Draper, C. E. 2013. The relationship between gross motor skills and school readiness in early childhood making the case in South Africa. Early Child Development and Care, 1839, 1293-1310. Soefandi, Indra & Pramudya, A. 2009. Strategi Mengembangkan Potensi Kecerdasan Anak. Bee Media Indonesia. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Alfabeta. Sujiono, B., Sumantri, S., Aisyah, S., Tatminingsih, S., Amini, M., & Suroso, A. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Universitas Terbuka. Suyadi, S., & Ulfah, M. 2012. Konsep Dasar PAUD. PT Remaja Rosdakarya Offset. Wang, J. H. T. 2004. A study on gross motor skills of preschool children. Journal of Research in Childhood Education, 191, 32-43. Williams, H. G., Pfeiffer, K. A., O'Neill, J. R., Dowda, M., McIver, K. L., Brown, W. H., & Pate, R. R. 2008. Motor skill performance and physical activity in preschool children. Obesity, 166, 1421-1426. Wulan, D. S. A. 2015. Peningkatan Kemampuan Gerak Lokomotor Melalui Permainan Lari Estafet Modifikasi. Jurnal Pendidikan Usia Dini, 19, 163-180. Yogman, M., Garner, A., Hutchinson, J., Hirsh-Pasek, K., Golinkoff, R. M., Baum, R., Gambon, T., Lavin, A., Mattson, G., & Wissow, L. 2018. The power of play A pediatric role in enhancing development in young children. Pediatrics, 1423. ... Anak yang memiliki kemampuan motorik kasar yang baik, anak tersebut akan memiliki perkembangan mental yang baik pula Baan et al., 2020;Wang, 2009;Westendorp et al., 2011. Hal ini disebabkan karena anak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga meningkatkan rasa percaya dirinya yang akan berpengaruh positif pada kemampuan motorik kognitifnya Adpriyadi, 2017;Lestari & Puspitasari, 2021;Tanto & Sufyana, 2020. Kemampuan motori harus dipelajari, jika tidak akan berkembang dengan baik. ...Dini IndriyaniHeri Yusuf MuslihinSima MulyadiAnak yang mengalami kesulitan dalam melakukan koordinasi antara gerakan visual pandangan mata dan motorik gerakan tangan, gerakan jari tangan atau kaki secara serempak pada tujuan. Hal tersebut disebabkan karena lemahnya kordinasi gerak visual motoric. Permainan tradisional engklek untuk anak adalah permainan yang menyenangkan. Permainan engklek biasanya dimainkan oleh 4 sampai 6 orang. Melalui permainan ini anak dapat belajar disiplin, tanggung jawab dan bekerjasama. Banyak sebagian orang yang tidak mengetahui manfaat permainan tradisional engklek bagi aspek motorik kasar anak padahal manfaat permainan tradisional engklek itu tidak hanya bagi kesehatan saja tetapi salah satunya motorik kasarnya juga ada. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui lebih dalam manfaat permainan tradisional engklek dalam aspek motorik kasar pada anak. Desain dalam penelitian merupakan desain penelitian kualitatif dengan menggunakan metode Deskriptif. Teknik pengumpulan data ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik observasi hanya mengamati dan melihat anak yang sedang melakukan permainan engklek, wawancara yaitu mewawancarai anak yang sedang melakukan permainan atau mewawancarai anak tentang permainan engklek sedangkan dokumentasi merupakan peneliti mendokumentasikan anak-anak yang sedang bermain permainan engklek dengan menggunakan instrumen ceklis. Teknis analisis data penelitian ini dengan menggunakan tiga kegiatan yaitu dengan reduksi, triangulasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini merupakan untuk mengetahui manfaat yang terdapat pada permainan tradisional engklek dalam aspek perkembangan motorik kasar pada Amaliah OktaPenelitian ini didasari oleh suatu pemikiran bahwa aktivitas bermain merupakan kebutuhan bagi anak. Bermain estafet bola merupakan permainan yang mempengaruhi berbagai faktor diantaranya yaitu kecerdasan kinestetik, karena permainan ini menggunakan gerak tubuh. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara tingginya aktivitas bermain estafet bola dengan rendahnya kecerdasan kinestetik. Terlihat dari respon anak senang mengikuti permainan dan kemampuan anak masih belum optimal dalam mengolah tubuh secara bersamaan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui 1 Aktivitas anak dalam bermain estafet bola; 2 Kecerdasan kinestetik anak usia dini; dan 3 Hubungan antara aktivitas anak dalam bermain estafet bola dengan kecerdasan kinestetik di kelompok B RA Al-Hasanah Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan kuantitatif metode korelasi, subjek yang digunakan berjumlah 22 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 perempuan, Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Hasil yang diperoleh aktivitas bermain estafet bola dengan nilai rata-rata 77 berinterpretasi baik sedangkan kecerdasan kinestetik dengan nilai rata-rata 75 juga berinterpretasi baik. Selanjutnya, hubungan antara aktivitas dalam bermain estafet bola dengan kecerdasan kinestetik anak usia dini memperoleh koefisien korelasi 0,51 korelasi sedang. Selain itu, terdapat 26% kontribusi yang diberikan oleh aktivitas bermain estafet bola terhadap kecerdasan kinestetik. kinestetik, anak Abstract This research is based on the idea that play activities are a necessity for children. Playing ball relay is a game that affects various factors including kinesthetic intelligence, because this game uses gestures. This research was motivated by the gap between the high activity of playing ball relay and the low kinesthetic intelligence. It can be seen from the response of children who like to follow the game and the child's ability is still not optimal in processing the body simultaneously. This study aims to determine 1 Children's activities in playing ball relay; 2 Early childhood kinesthetic intelligence; and 3 The relationship between children's activities in playing ball relay with kinesthetic intelligence in group B RA Al-Hasanah, Bandung Regency. This study used quantitative correlation method, the subjects used were 22 people consisting of 12 men and 10 women, data collection techniques using observation. The results obtained by playing ball relay with an average score of 77 are well interpreted while kinesthetic intelligence with an average score of 75 is also well interpreted. Furthermore, the relationship between activity in ball relay play and early childhood kinesthetic intelligence obtained a correlation coefficient of moderate correlation. In addition, there is a 26% contribution made by football relay activities to kinesthetic intelligence. Keywords play, relay ball, intelligence, kinesthetic, childKhairun Nisa Sujarwo SujarwoKomunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa peserta didik di PAUD PKBM Mentari mengalami permasalahan dalam belajar yang berakibat pada prestasi belajar mereka yang semakin menurun. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh efektivitas komunikasi guru terhadap motivasi belajar anak usia dini di PAUD PKBM Mentari Kayaarta, Klaten, Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitaif, sampel berjumlah 30 orang warga belajar PAUD PKBM Mentari, pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan Ŷ = 1,36 + 0,99X. Hasil uji hipotesis dengan uji t diperoleh nilai > yaitu 12,935 > 1,697. Artinya Efektivitas komunikasi tutor berdampak terhadap Motivasi Belajar anak usia dini di PAUD PKBM Mentari Kayaarta. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Semakin efektif komunikasi tutor kepada anak usia dini, semakin meningkat motivasi mereka untuk mengikuti semua proses RechtikChildren in the Czech Republic before the beginning of compulsory school attendance undergo assessment evaluating so called school readiness. The part of this evaluation is assessment of children’s biological, mental, social and emotional readiness for the demands of school education. The assessment of gross motor skills is an important part of this evaluation. But motor skills are also connected not only with academic achievement but also with physical activity in future lifestyle. Therefore is the aim of the research analysis of gross motor skills in pre-school children. The research group consisted of 232 children 102 boys, 130 girls from kindergartens and nursery schools at the age 5,9 ± 1,63 years. For the assessment of gross motor skills was used TGMD-2 test battery. The results show strong relationship between locomotor and manipulative skills in children at pre-school age. The results indicate strong positive correlation r = 0,76 on the significance level p Gross motor skills on children must be optimized much earlier since it plays important role not only on their interaction process but also in supporting other multiple developments. One of the means in developing child's motor skill is by providing innovative games modified games including game format, game timing, and game sequence. The objective of this research was to prove the effects of modified games to the development of gross motor skill of preschoolers. Research method was pre-experimental with One Group Pre-post test Design approach. Research samples were the students of Group B Kindergarten in the districts of Gedeg as many as 180 students which were conducted by using purposive sampling. Research instrument was observation during one month. The data was analyzed by Wilcoxon sign rank test. The results suggested that there was effect of modified games to the development of preschool gross motor skill with p-value = Changes on motor skill development were obtained from those who were initially on the beginning stage, as many as 101 respondents, became 14 respondents after intervention. Development stage proceeded as expected, from initial 65 respondents the number increased to 130 respondents. At the end of the intervention, there were even 36 respondents whose development stage beyond where they were supposed to be. This proved that the provision of modified games had positive effects on physical, cognitive, and social development. Modified games triggered children's interest and made them be willing to train their activities as well as muscle development, decreased saturation, and improved their skills in a fun way.
PENGEMBANGANMODEL PERMAINAN SOCCER BALL BOUNCE SEBAGAI AKTIVITAS PEMBELAJARAN PJOK PADA MATERI PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA KELAS 1 SMPN 4 GOLEWA Yohanes Fransiskus Lege1), Bernabas Wani 2), Nikodemus Bate 3) Program Studi PJKR, STKIP Citra Bakti 1) yohaneslege@gmail.com, 2) bernabas.wani@gmail.com, 3)
- Gerak dan keterampilan aktivitas permainan sepak bola dapat dikelompokkan menjadi menciptakan skor, mencegah skor dan memulai permainan. Kehlian seseorang dalam memainkan bola sangat berguna untuk pertandingan. Seorang pemain sepak bola dutuntut untuk mengusai gerak spesifik sepak buku Pengembangan Model Latihan Sepak Bola dan Bola Voli 2015 karya Irfandi, tanpa penguasaan gerak yang baik, pemain sepak bola tidak mungkin daoat mebguasai atau mengontrol bola dengan baik. Berikut beberapa gerak spesifik permainan sepak bola Gerakan menendang bola pada sepak bolaGerak spesifik menandang bola Salah satu gerak yang dominan dalam permainan sepak bola adalah menendang bola. Berikut bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran menendan bola, yaitu Baca juga Permainan Sepak BolaMenendang dengan kaki bagian dalam Berikut gerakan menendangnya Berdiri sikap tegak dan melangkah dengan rileks, kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri, segaris dengan kaki kanan. Pandang ke arah bola Ayunkan kaki belakang ke arah bola, perkenaan bola dengan sisi dalam kaki. Menendang dengan punggung kaki Gerakan menendang bola dengan punggung kaki sebagai berikut Berdiri sikap tegak dan melangkah dengan rileks, kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri, segaris dengan kaki kanan. Pandangan ke arah bola Ayunkan kaki kanan lurus ke arah bola, tendang bola dengan punggung kaki. Menendang dengan punggung kaki bagian dalam Berikut gerakan menendang dengan punggung kaki bagian dalam Berdiri sikap tegak dan melangkah dengan rileks, kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri agak jauh. Pandangan ke arah bola Ayunkan kaki belakang membentuk setengah lingkaran ke arah dalam, perkenaan bola dengan punggung kaki kanan sebelah dalam. Baca juga Permainan Bola Voli Menendang dengan punggung kaki bagian luar Berikut gerakannya Berdiri sikap tegak dan melangkah dengan rileks, kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Letakkan bola di samping bagian dalam kaki kiri agak jauh ke arah kanan. Pandangan ke arah bola Ayunkan kaki kanan belakang membentuk setengah lingkaran ke arah luar, perkenaan bola dengan punggung kaki kanan luar. Gerakan spesifik menghentikan bola Mengehntikan bola merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh pemain sepak bola. Gerakan menghentikan bola, gerakan diikuti ke arah belakang.

Ada7 teknik dasar bermain sepak bola yang ditetapkan oleh FIFA. Masing-masing teknik dasar bermain sepak bola di lakukan dengan cara dan tujuan yang berbeda. Inilah 7 teknik dasar dalam bermain sepak bola: 1. Menendang Menendang bola menjadi aktivitas yang paling dominan dalam permainan sepak bola.

Home Penjaskes Aktivitas permainan merebut bola termasuk dalam aktivitas bermain bola​ SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Aktivitas permainan merebut bola termasuk dalam aktivitas bermain bola​ INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan Fancynax123 terdiri dari berbagai macam gerakan 1 gerak spesifik menendang bola. 2 gerak spesifik menahan bola trapping 3 gerak spesifik mengiring dribbling 4 gerak spesifik tipu 5 gerak spesifik menyundul bola heading 6 gerak spesifik merebut bola tackling 7 gerak spesifik lemparan ke dalam throw-in semoga membantu jangan lupa follow; Jawaban yang benar diberikan yuliasita628 jawaban Gerak spesifik aktivitas pembelajaran permainan sepak bola terdiri dari berbagai macam gerakan, antara lain 1 Gerak spesifik menendang bola, 2 Gerak spesifik menahan bola trapping, 3 Gerak spesifik menggiring bola dribbling, 4 Gerak spesifik tipu, 5 Gerak spesifik menyundul bola heading, 6 Gerak spesifik merebut bola tackling, 7 Gerak spesifik lemparan ke dalam throw-in. penjelasan 2 Kelas VII SMP/MTs Jawaban yang benar diberikan novelitadian bola sepak sekian terimakasih Jawaban yang benar diberikan lailahafidz2376 jawaban bola basket,sepak bola Penjelasan di kalau ada kesalahan mohon maaf ya semoga membantu jadiin jawaban tercerdas ya follow juga ya sekitan terimakasih Jawaban yang benar diberikan ahmad6932 jawaban manipulatif penjelasan karene menggunakan alat berupa bola Jawaban yang benar diberikan Ardell04 jawaban sepak bola, bola basket ,vutsal dan hoki

Sepakbolamerupakan olahraga yang termasuk dalam permainan bola besar. Sepakbola adalah olahraga paling populer di dunia. Tidak hanya kaum pria, banyak kaum wanita yang menyukai olahraga sepak merebut bola, berbenturan dengan lawan, berjibaku di lapangan dan lain dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
- Gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif bisa ditemukan dalam aktivitas olahraga. Saat berolahraga, bagian tubuh akan melakukan banyak gerak dasar yang terdiri dari gerak lokomotor, non-lokomotor, dan dari gerak lokomotor adalah gerakan berpindah tempat. Dalam gerak lokomotor, bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat. Berlari untuk merebut bola dalam permainan sepak bola termasuk ke dalam gerak dasar lokomotor. Adapun, gerak non-lokomotor adalah gerakan yang tidak disertai dengan perpindahan tempat. Gerakan ayunan kaki pada permainan sepak bola termasuk gerak dasar non-lokomotor. Baca juga Pengertian Gerak Lokomotor, Non-lokomotor, dan ManipulatifSementara itu, gerak manipulatif adalah gerakan yang melibatkan penguasaan pada sebuah objek atau benda. Gerak manipulatif juga bisa melibatkan suatu alat. Menangkap, melempar, memukul, dan memantulkan bola adalah contoh gerakan manipulatif. Gerak manipulatif biasanya dikombinasikan dengan gerak lokomotor atau non-lokomotor. Contohnya adalah pada permainan bola basket di mana seorang pemain harus memasukkan bola ke dalam keranjang. Dalam permainan melemparkan bola ke dalam keranjang, gerak melempar bola ke dalam keranjang sambil menekuk lutut termasuk kombinasi manipulatif dan non-lokomotor. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif pada tiga jenis permainan yaitu sepak bola, kasti, dan bola basket. Baca juga Gerak Tipu dalam Sepak Bola
14 Seorang pemain sepak bola merebut bola dengan cara membenturkan badan. Cara ini disebut . a. take off b. body clash c. wall pass d. corner kick e. wasit. Jawaban: b. 15. Pemain belakang dalam permainan sepak bola disebut juga dengan istilah . a. back b. libero c. striker d. kipper e. wasit. Jawaban: a. 16.
MRMahasiswa/Alumni Universitas Nusantara PGRI Kediri11 April 2022 0058Hai Meifi A, terima kasih sudah bertanya. Kakak bantu jawab ya. Jawaban untuk soal tersebut adalah bola sepak / sepak bola. Mari kita simak penjelasan berikut sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua tim kesebelasan yang saling berusaha memasukkan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan. Dalam permainan sepak bola, terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh para pemain. Salah satunya adalah teknik intercepting. Teknik intercepting merupakan teknik untuk merebut bola dalam permainan sepak bola. Dengan demikian jawaban yang tepat untuk soal tersebut adalah bola sepak / sepak bola. Semoga membantu ya. Yah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan! . 317 36 498 283 164 380 64 154

aktivitas permainan merebut bola termasuk dalam aktivitas bermain bola